Gallery

Kamis, 09 Agustus 2012

Pilihlah yang Baik maka Anda akan Mendapatkan yang Baik

Siapa sih orang yang tidak ingin berbahagia dalam kehidupan ini?
Tidak ada kan?
Tapi apakah semua orang yang hidup bisa merasakan kebahagiaan yang seutuhnya dalam detik demi detik kehidupan mereka?. Mungkin tidak.
Apa sih yang menyebabkan kita itu berbahagia? Dan bagaimana cara supaya kita bisa lebih mudah berbahagia dalam menjalani kehidupan? Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita bahas hal-hal tersebut pada artikel ini.

Kualitas Pilihan Menentukan Kualitas Kehidupan

Pernah dengar ungkapan tersebut? Bahwa kualitas hidup seseorang sangat ditentukan oleh kualitas pilihannya?.
Ini adalah konsep yang sangat logis dan luar biasa, dan memang benar bahwa kualitas pilihan kita akan sangat menentukan kualitas kehidupan kita. Contohnya orang yang memilih untuk bekerja keras agar mendapatkan rezeki yang lebih dari Tuhan, maka hidupnya jadi berezeki baik.
Orang yang memilih menjadi (maaf) koruptor maka hidupnya bisa kita lihat sendiri seperti apa. Politisi-politisi tertentu yang tidak amanah, apakah hidup mereka baik? Tentu tidak, kita bisa lihat sendiri di TV bagaimana para koruptor dihujat dan seperti serendah-rendahnya seorang manusia.
So, mulai sekarang.. yuk kita tidak perlu memusingkan hal-hal diluar kendali kita. Lebih baik kita berfokus pada kewenangan yang sudah diberikan Tuhan pada kita. Bahwa kita diberi kuasa untuk memilih yang baik. Ya pilih yang baik maka hidupmu akan baik. Begitulah kata Tuhan.
Untuk latihan memilih hal yang baik bisa kita lakukan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan :
  • Lebih memilih untuk tampil ramah dan ceria, meski kita sedang punya masalah. Dengan bersikap seperti ini kita akan lebih mudah mendapat teman :) .
  • Lebih memilih untuk membeli kebutuhan yang kita butuhkan, bukan membeli sesuatu agar kita tidak terlihat miskin.
  • Lebih memilih banyak melakukan kegiatan bermanfaat dibanding hanya malas-malasan.
  • Lebih memilih bersikap berani terhadap masalah-masalah yang kita hadapi.
  • dan masih banyak lagi contoh latihan memilih yang bisa kita terapkan.

Lalu Apa Benar Kualitas Pilihan Ditentukan Oleh Kualitas Hati?

Ya betul :) , kualitas hati kita sangat menentukan kualitas pilihan kita. Orang yang hatinya baik, apakah tega melakukan kejahatan seperti misalnya menjadi pemimpin yang tidak amanah? Tentu tidak. Orang yang hatinya baik pasti hidupnya baik.
So, kita dapat satu konsep baru lagi bahwa orang yang baik pasti dapat yang baik, termasuk dalam kehidupan. Kalau kita baik maka Tuhan selalu memberikan yang baik bagi kita. Apa pernah Tuhan mau memberi kita keburukan untuk merendahkan kita? Tidak. Ingat tujuan penciptaan kita adalah menjadi semulia-mulianya jiwa yang bermanfaat bagi sesama.
Lalu bagaimana cara memiliki hati yang baik?
Satu hal yang pernah saya pelajari dari Pak Mario Teguh adalah kalau kita mau punya hati yang baik, maka kita harus punya pikiran yang baik. Sebab kualitas hati ditentukan oleh kualitas pikiran seseorang. Untuk mendapatkan kualitas pikiran yang baik bisa kita lakukan dengan cara seperti berikut ini.
  1. Belajar. Ya pelajari orang-orang besar, pelajari bagaimana sikap mereka, bagaimana pilihan-pilihan baik mereka. Untuk itu ada pepatah jangan pernah berhenti belajar selama kita hidup. Sebab sepanjang hidup kita haruslah menjadi insan yang banyak belajar. Ingat lho, Tuhan meninggikan kualitas hidup orang yang berilmu. Apalagi kalau ilmunya bermanfaat bagi orang lain :) .
  2. Ibadah. Dekat dengan Tuhan adalah cara terbaik untuk mendapatkan kualitas pikiran yang baik. So, mulai dari sekarang sadari keberadaan Tuhan, dekati Tuhan dan manja lah kepada-Nya. Katakan pada Tuhan, Ya Tuhanku Yang Maha Baik, boleh ya Tuhan? Karuniakanlah aku pikiran yang baik agar hatiku baik dan hidupku juga baik :) .
Nah itu dia beberapa hal-hal pokok yang sederhana yang bisa kita bahas pada kesempatan kali ini. Mudah-mudahan bahasan kita kali ini bisa bermanfaat dan menginspirasi Anda untuk menjadi pribadi yang lebih sukses.
Tetap semangat!!
Salam Super
--------------------------------------------
Jefferly Helianthusonfri

Selasa, 07 Agustus 2012

5 Kebiasaan Positif yang Perlu Kita Lakukan Setiap Hari

 

Hidup ini indah, dan hidup ini cuma satu kali. Jadi sudah pasti kita harus menjadikan hidup kita agar menjadi semulia-mulianya ibadah, agar kita bisa berbahagia dunia akhirat. Kualitas hidup seseorang memang sangatlah ditentukan oleh kualitas hatinya, akan tetapi kualitas hati juga sangatlah ditentukan dari kualitas pikiran dan tindakan seseorang.
Nah pada artikel ini, saya akan share kepada Anda mengenai 5 kebiasaan positif yang harus dan wajib kita lakukan setiap hari agar hidup kita menjadi positif juga :) . Apa sajakah kelima hal tersebut? Untuk menjawab pertanyaan yang luar biasa itu saya mencoba membaca, mencermati dan merenungi tindakan-tindakan orang besar yang saya ketahui. Alhasil saya buatlah artikel ini.
Inilah ke-5 kebiasaan positif yang perlu kita lakukan setiap harinya.

1. Memulai dari Segala Sesuatu yang Kecil

Segala yang besar itu pasti berasal dari hal-hal kecil yang menumpuk, lihatlah orang-orang sukses. Mereka semua bisa sukses karena melakukan hal-hal kecil yang bisa mereka lakukan ketika masih di awal, contohnya Mark Zuckerberg (pendiri dan pemilik Facebook) membuat situs Facebook hanya karena iseng akibat baru putus dari pacarnya. Namun siapa sangka proyek iseng itu bisa menjadi sebuah maha karya yang sangat mempengaruhi hidup manusia modern saat ini?
Jika kita ingin punya jiwa yang positif maka kita harus mulai menerapkan prinsip memulai dari segala sesuatu yang kecil ini. Misalnya Anda punya target berolahraga  selama 30 menit per hari, 5 kali seminggu, maka cobalah memulai dengan hanya berolahraga 10 menit per hari. Setelah berhasil lalu coba tingkatkan menjadi 15 menit per hari, 20 menit per hari, 25 menit per hari… hingga target Anda tercapai.
Membentuk keberhasilan kecil ini sangatlah penting, sebab jika keberhasilan kecil kita itu sangat banyak dan terus berlanjut maka itu akan membentuk sebuah sukses yang amat besar. Dengan adanya “keberhasilan kecil” semacam itu, diri kita akan menjadi lebih termotivasi untuk bisa mencapai target yang lebih tinggi.
So, starts from the small, get early wins and move up.

2. Pilihlah yang Baik

Kan kita sudah tahu bahwa orang yang baik, dapatnya juga yang baik. Nah terus kalau hidup kita mau jadi baik, yuk mari kita jadi orang yang baik. Bagaimana cara jadi orang yang baik?
Caranya adalah dengan selalu memilih yang baik. Ya pilihlah yang baik dalam segala aspek kehidupan, misalnya kalau bicara, bicara yang baik. Kalau cari teman, cari teman yang baik. Cari teman yang mindsetnya positif dan bukan pengeluh. Kualitas hidup seseorang sangatlah tidak bisa lepas dari kualitas lingkungan dan pergaulannya. Untuk itu selalu pilihlah yang baik.
Ingat, jangan sia-siakan hidup Anda untuk menjadi seorang yang tidak besar. Jadilah orang besar, laksanakan tugas khalifah kita dalam kehidupan ini.

3. Senyum dan Tampil yang Anggun

Apa yang orang lihat dari kita itu sangatlah mempengaruhi pemikiran dan kesan orang terhadap kita. Nah kalau Anda mau menjadi jiwa yang positif, maka lakukanlah hal-hal positif. Contohnya tersenyum :) . Kan kita tahu sendiri bawah senyum punya banyak manfaat bagi diri kita. Coba deh baca artikel Senyum Itu Ajaib, Anda akan temukan betapa luar biasanya kehidupan ini kalau kita tersenyum.
Selain senyum, kita juga perlu tampil anggun. Anggun di sini bukan hanya untuk wanita, tetapi juga untuk pria. Lihatlah para pemimpin-pemimpin besar dunia, mereka semua tampil anggun dan memikat. So, mulai dari sekarang perhatikan sikap dan tindakan kita. Jangan sampai tindakan atau sikap kita justru merendahkan kelas diri kita sendiri.
Yuk, kita tampil anggun. Supaya memikat bagi pasangan kita dan orang lain juga.

4. Berikan Hukuman Mendidik Bagi Diri Kita

Hukuman juga perlu kita siapkan bagi diri kita sendiri, kenapa perlu? Sebab dengan adanya hukuman maka kita akan lebih berdisiplin. Contohnya seperti ini (contoh ini saya kutip dari blog Strategimanajemen.net).
Alkisah ada seseorang yang bertekad selalu shalat subuh berjama’ah di mesjid dengan tepat waktu. Wah, betapa mulianya kebiasaan ini. Namun bagi sebagian besar orang, kebiasaan ini sering cuma fantasi yang tak pernah terwujud.
Orang tersebut lalu menciptakan self dis-incentive(semacam hukuman bagi dirinya sendiri): ia bilang kepada istrinya, setiap kali gagal shalat subuh tepat waktu di mesjid, ia akan menghukum dirinya sendiri dengan cara membersihkan WC dan kamar mandi di rumah. Begitulah, di minggu – minggu pertama, bisa dua tiga kali ia membersihkan WC lantaran gagal memenuhi tekadnya (dan istrinya hanya bisa senyam senyum karena kamar mandi di rumahnya sekarang benar-benar kinclong hehe..he).
Dis-insentif (atau hukuman/punishment) yang terasa simpel (namun powerful itu) pelan-pelan menggedor dirinya untuk komit terhadap tekadnya. Kini ia hampir tak pernah telat shalat subuh di mesjid tepat waktu. 365 hari dalam setahun.
Nah, sudah jelas kan? Maka dari itu mari kita siapkan hukuman khusus bagi diri kita (kalau kita salah) agar kita bisa lebih disiplin dalam mengejar target kita.

5. Ambil Tantangan

Kebiasaan mengambil tantangan adalah hal yang perlu ditanamkan jika kita mau menjadi orang sukses. Orang yang berani mengambil tantangan biasanya sangat optimis, dan dengan begitu ia akan mendapatkan keajaiban-keajaiban yang tidak didapatkan oleh orang yang penakut.
Nah jika Anda mau, segera ambil tantangan yang hadir di depan Anda. Ingat loh, kita selalu bersama Tuhan. Jadi seberat apapun tantangan itu selalu bisa kita selesaikan jika kita di-izinkan oleh Tuhan. Mulai sekarang yuk kita tidak takut lagi.
O iya, agar kelima kebiasaan baik di atas bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Anda makacoba jalankan ke-5 kebiasaan positif  di atas selama 40 hari tanpa henti. Studi menunjukkan, sebuah kebiasaan akan menjadi permanen jika ia dilakukan minimal selama 40 hari.
Oke, sekian dulu artikel ini mudah-mudahan apa yang kita bahas bisa bermanfaat. Jika Anda menyukai artikel ini, yuk bagikan ke teman-teman Anda :) .
Tetap semangat!!
Jefferly Helianthusonfri

 

"terbukalah terhadap keritikan dan saran orang lain sepedas apapun...karena yakinlah walaupun kita berat menerimanya keritikan itu dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik"

Menggapai Mimpi, Meraih Masa Depan: "Jangan pernah berhenti berusaha walaupun sampai s...

Menggapai Mimpi, Meraih Masa Depan: "Jangan pernah berhenti berusaha walaupun sampai s...: "Jangan pernah berhenti berusaha walaupun sampai saat ini kita belum dapat meraih impian kita, karena siapa tahu kesuksesan yang kita impika...

Senin, 06 Agustus 2012

Rasululloh SAW di Bulan Ramadhan


Oleh: Syaikh DR. Muhammad Musa Alu Nashr

Tamu agung nan penuh barakah akan kembali mendatangi kita. Kedatangannya yang terhitung jarang, hanya sekali dalam setahun menumbuhkan kerinduan mendalam di hati kaum Muslimin. Leher memanjang dan mata nanar memandang sementara hati berdegup kencang menunggu kapan gerangan hilalnya terbit.
 
Itulah Ramadhân, bulan yang sangat dikenal dan benar-benar ditunggu kehadirannya oleh kaum Muslimin.

Kemuliaanya diabadikan dalam al-Qur’ân dan melalui untaian-untaian sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allâh Azza wa Jalla menjadikannya sarat dengan kebaikan, mulai dari awal Ramadhan sampai akhir. Allâh Azza wa Jalla berfirman

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhân, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’ân sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”.[al-Baqarah/2:185]

Jiwa yang terpenuhi dengan keimanan tentu akan segera mempersiapkan diri untuk meraih keutamaan serta keberkahan yang yang ada didalamnya.

Pada bulan ini Allah Azza wa Jalla menurunkan al-Qur’ân. Seandainya bulan Ramadhan tidak memiliki keutamaan lain selain turunnya al-Qur’ân maka itu sudah lebih dari cukup. Lalu bagaimana bila ditambah lagi dengan berbagai keutamaan lainnya, seperti pengampunan dosa, peninggian derajat kaum Mukminin, pahala semua kebaikan dilipatgandakan, dan pada setiap malam Ramadhan, Allah Azza wa Jalla membebaskan banyak jiwa dari api neraka.

Pada bulan mulia ini, pintu-pintu Surga dibuka lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat, setan-setan juga dibelenggu. Pada bulan ini juga ada dua malaikat yang turun dan berseru, “Wahai para pencari kebaikan, sambutlah ! Wahai para pencari kejelekan, berhentilah !”

Pada bulan Ramadhân terdapat satu malam yang lebih utama dari seribu bulan. Orang yang tidak mendapatkannya berarti dia terhalang dari kebaikan yang sangat banyak.

Mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia dalam melakukan ketaatan adalah hal yang sangat urgen, terlebih pada bulan Ramadhan. Karena amal shalih yang dilakukan oleh seorang hamba tidak akan diterima kecuali jika dia ikhlash dan mengikuti petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadi, keduanya merupakan rukun diterimanya amal shalih. Keduanya ibarat dua sayap yang saling melengkapi. Seekor burung tidak bisa terbang dengan menggunakan satu sayap.

Melalui naskah ringkas ini, marilah kita berusaha untuk mempelajari prilaku Rasûlullâh di bulan Ramadhân agar kita bisa meneladaninya. Karena orang yang tidak berada diatas petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dia tidak akan bisa bersama beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhirat. Kebahagiaan tertinggi akan bisa diraih oleh seseorang ketika ia mengikuti petunjuk Rasûlullâh secara lahir dan batin. Dan seseorang tidak akan bisa mengikuti Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali dengan ilmu yang bermanfaat. Ilmu itu tidak akan disebut bermanfaat kecuali bila diiringi dengan amalan yang shalih. Jadi amalan shalih merupakan buah ilmu yang bermanfaat.

Dibawah ini adalah beberapa kebiasaan dan petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Ramadhân :

a). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan memulai puasa kecuali jika beliau sudah benar-benar melihat hilal atau berdasarkan berita dari orang yang bisa dipercaya tentang munculnya hilal atau dengan menyempurnakan bilangan Sya’bân menjadi tiga puluh.

b). Berita tentang terbitnya hilal tetap beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terima sekalipun dari satu orang dengan catatan orang tersebut bisa dipercaya. Ini menunjukan bahwa khabar ahad bisa diterima.

c). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya mengawali Ramadhân dengan puasa satu atau dua hari sebelumnya kecuali puasa yang sudah terbiasa dilakukan oleh seseorang. Oleh karena itu, beliau n melarang umatnya berpuasa pada hari Syak (yaitu hari yang masih diragukan, apakah sudah tanggal satu Ramadhan ataukah masih tanggal 30 Sya’bân-red)

d). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berniat untuk melakukan puasa saat malam sebelum terbit fajar dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh umatnya untuk melakukan hal yang sama. Hukum ini hanya berlaku untuk puasa-puasa wajib, tidak untuk puasa sunat.

e). Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memulai puasa sampai benar-benar terlihat fajar shadiq dengan jelas. Ini dalam rangka merealisasikan firman Allâh Azza wa Jalla :

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ

“Dan makan serta minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar”. [al-Baqarah/2:187]

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada umatnya bahwa fajar itu ada dua macam fajar shâdiq dan kâdzib. Fajar kadzib tidak menghalangi seseorang untuk makan, minum, atau menggauli istri. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah ekstrem kepada umatnya, baik pada bulan Ramadhân ataupun bulan lainnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mensyari’atkan adzan (pemberitahuan) tentang imsak.

f). Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

“Umatku senantiasa baik selama mereka menyegerakan berbuka”

g). Jarak antara sahur Rasûlullâh dan iqâmah seukuran bacaan lima puluh ayat

h). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki akhlak yang sangat mulia. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Bagaimana tidak, akhlak beliau adalah al-Qur’ân, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah Radhiyallahu ‘anha. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkan umatnya untuk berakhlak mulia, orang-orang yang sedang menunaikan ibadah berpuasa. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkatan dan perbuatan dusta, maka tidak membutuhkan puasanya sama sekali”.

i). Rasûlullâh sangat memperhatikan muamalah yang baik dengan keluarganya. Pada bulan Ramadhân, kebaikan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarga semakin meningkat lagi.

j). Puasa tidak menghalangi beliau untuk sekedar memberikan kecupan manis kepada para istrinya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling kuat menahan nafsunya.

k). Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meninggalkan siwak, baik di bulan Ramadhân maupun diluar Ramadhân guna membersihkan mulutnya dan upaya meraih keridhaan Allâh Azza wa Jalla.

l). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berbekam padahal beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang menunaikan ibadah puasa. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan umatnya untuk berbekam sekalipun sedang berpuasa. Pendapat yang kontra dengan ini berarti mansukh (telah dihapus).

m). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berjihad pada bulan Ramadhân dan menyuruh para shahabatnya untuk membatalkan puasa mereka supaya kuat saat berhadapan dengan musuh.

Diantara bukti Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sayang kepada umatnya yaitu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan orang yang sedang dalam perjalanan, orang yang sakit dan oranng yang lanjut usia serta wanita hamil dan menyusui untuk membatalkan puasanya.

n). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah pada bulan Ramadhân bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhân untuk mencari lailatul qadr.

o). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhân kecuali pada tahun menjelang wafat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf selama dua puluh hari. Ketika beri’tikaf, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu dalam keadaan berpuasa

p). Ramadhân adalah syahrul Qur’ân (bulan al-Qur’ân), sehingga tadarus al-Qur’ân menjadi rutinitas beliau, bahkan tidak ada seorangpun yang sanggup menandingi kesungguh-sungguhan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam tadarus al-Qur’ân. Malaikat Jibril Alaihissallam senantiasa datang menemui beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tadarus al-Qur’ân dengan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

q). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang dermawan. Kedermawanan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhân tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Kedermawanan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ibarat angin yang bertiup membawa kebaikan, tidak takut kekurangan sama sekali.

r). Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang mujahid sejati. Ibadah puasa yang sedang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam jalankan tidak menyurutkan semangat beliau untuk andil dalam berbagai peperangan. Dalam rentang waktu sembilan tahun, beliau mengikuti enam pertempuran, semuanya terjadi pada bulan Ramadhân. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melakukan berbagai kegiatan fisik pada bulan Ramadhân, seperti penghancuran masjid dhirâr [1], penghancuran berhala-berhala milik orang Arab, penyambutan duta-duta, penaklukan kota Makkah, bahkan pernikahan beliau dengan Hafshah

Intinya, pada masa hidup Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bulan Ramadhân merupakan bulan yang penuh dengan keseriusan, perjuangan dan pengorbanan. Ini sangat berbeda dengan realita sebagian kaum Muslimin saat ini yang memandang bulan Ramadhân sebagai saat bersantai, malas-malasan atau bahkan bulan menganggur atau istirahat.

Semoga Allâh Azza wa Jalla memberikan taufik kepada kita untuk selalu mengikuti jejak Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hidup kita diatas sunnah dan semoga Allah Azza wa Jalla mewafatkan kita juga dalam keadaan mengikuti sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04-05/Tahun XIV/1431H/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197] [almanhaj.or.id]


"Jangan pernah berhenti berusaha walaupun sampai saat ini kita belum dapat meraih impian kita, karena siapa tahu kesuksesan yang kita impikan akan kita raih satu atau dua langkah lagi"